Mendagri : Susah Untuk Mencegah Hoax Di Media Sosial Jelang Pilkada 2018 dan Pilpres 2019
Dewa-Dewa Poker - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, salah satu upaya yang akan dilakukan agar Pilkada tahun 2018 dan Pemilu tahun 2019 mendatang berjalan dengan baik adalah berusaha untuk menghentikan ujaran kebencian, fitnah, SARA, ataupun Hoax di dalam kampanye. khususnya kampanye di media sosial.
Situs Poker Online Terpercaya - Meskipun demikian, Politikus Senior dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDI-P) itu mengakui bahwa akan sangat sulit untuk membendung aksi tersebut apalagi di dalam media sosial yang saat ini sedang sangat marak terjadi di media sosial manapun, ini adalah sebuah tantangan berat untuk pemerintahan.
Agen Poker Online Terpercaya - "Ada sekitar 800 ribu berita yang tersebar di media sosial dan berita yang benar dan real itu jumlahnya hanya sekitar 200 ribu saja, dan 600 ribu yang lainnya adalah fitnah, ujaran kebencian, SARA dan Hoax, problemnya adalah polisi baru akan memproses nya setelah ada pengaduan" ucap Tjahjo di Jakarta.
Bandar Poker Online Terpercaya - Dia menuturkan bahwa saat adanya pelaku yang sudah ditangkap, kegiatan untuk menyebar berita bohong atau Hoax justru akan semakin gencar dilakukan, bukannya malah berkurang, namun sebaliknya, justru akan semakin banyak berita-berita Hoax yang akan bermunculan.
Bandar Bola Piala Dunia 2018 - "Saat pelaku yang satunya sudah berhasil ditangkap, mereka bukannya berkurang loh, justru akan semakin banyak berita Hoax yang akan bermunculan, diibaratkan tangakp satu, tumbuhnya seribu. fitnah yang mereka gunakan macam-macam, ini semata-mata dilakukan untuk kepentingan politik pihak tertentu.
Agen Togel Online - Tjahjo mengatakan, jika hingga saat ini masih terus dipertahankan cara seperti itu, bukan hanya akan mempengaruhi kualitas Pemilu yang ada di Indonesia tapi juga kualitas demokrasi dan pemimpinnya juga akan turut berpengaruh karena kemenangan yang tidak sesuai dengan demokrasi yang sesungguhnya.
Bandar Togel Online - "Ini adalah sebuah proses yang jika masih sampai nanti terus menjadi panutan, ya tentu akan menjadi sangat berbahaya untuk bangsa. pilih calon berkualitas dan calon yang objektif tidak akan pernah bisa dilakukan apabila selamanya masih menjadi panutan" tegas Tjahjo Kumolo
